Kesalahpahaman Populer tentang SEO

10 Kesalahpahaman Populer tentang SEO: Alasan Strategi Anda Tidak Masuk Peringkat!

Kesalahpahaman populer tentang SEO yang membuat sebuah website tidak masuk peringkat mungkin mendengarnya saja bisa membuat anda skeptis. Akan tetapi formula dari SEO tidak ada yang pasti karena kita tau bahwa SEO bukanlah sebuah ilmu eksak yang hasilnya pasti. 

Di Artikel ini kita akan mengulas beberapa kesalahpahaman yang kadang menjadi acuan para pelaku digital marketing atau para profesional dalam membuat strategi SEO. 

10 Kesalahpahaman Populer tentang SEO

Kesalahpahaman Populer tentang SEO

Dilansir collaborada.com dari Kesalahpahaman tentang pengoptimalan situs web sangat umum. Orang-orang yang baru mengenal topik ini seringkali kurang pengalaman dan mudah terjebak dalam informasi yang salah. Dalam dunia SEO yang sering berubah, pemula sering kesulitan membedakan antara praktik yang baik dan hal-hal yang tidak penting.

Forum: Banyak usaha kecil dan startup yang kekurangan waktu mencari jawaban cepat secara online. Namun, forum-forum ini sering kali tidak teratur, penuh dengan promosi pribadi, tautan afiliasi, dan informasi yang dimanipulasi untuk menjual produk.

Media Sosial: Platform seperti YouTube atau TikTok sering kali menyebarkan saran yang salah. Algoritma di media sosial lebih memilih konten yang banyak dilihat dan di-interaksi, sehingga para kreator sering kali lebih fokus pada jumlah penayangan dan pengikut daripada akurasi informasi.

Perangkat Lunak: Alat SEO juga bisa menyebabkan kebingungan karena sering menekankan metrik tertentu yang sebenarnya tidak berpengaruh langsung pada peringkat situs.

Pemula sangat rentan terhadap informasi yang salah dalam SEO karena adanya bias kognitif yang disebut Anchoring Bias. Bias ini membuat kita lebih menghargai informasi pertama yang kita temui, sehingga sulit untuk mengubah pemahaman kita meskipun ada data yang lebih akurat atau lengkap setelahnya.

Berikut adalah beberapa kesalahpahaman umum tentang SEO yang dapat menyesatkan pemula, dan cara mengenali saran yang tidak masuk akal.

1. Sebuah Platform bisa Mengungguli Platform lain dalam Kemampuan SEO 

Prinsip dasar SEO berlaku di semua platform situs web. Artikel yang mempertanyakan “Apakah Webflow baik atau buruk untuk SEO?” sering kali hanya menarik perhatian dan bisa membuat bingung pembaca.

Meski ada beberapa perbedaan kecil yang perlu diperhatikan berdasarkan platform, hal ini tidak seharusnya mengarah pada pemborosan sumber daya untuk membahas topik seperti “Cara Editing Microsotf Word” secara berlebihan.

Bagi banyak usaha kecil, yang terpenting adalah memilih platform situs web yang terpercaya dan memahami dasar-dasar SEO. Jika Anda mengelola SEO sendiri, fokuslah untuk menguasai dasar-dasarnya, gunakan panduan dari platform yang Anda pilih, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika menemui kesulitan atau ada pertanyaan.

Menurut Neil Patel, seorang ahli SEO dan pendiri NP Digital, “Fokus utama dalam SEO adalah memahami dan menerapkan dasar-dasar optimasi. Platform yang berbeda mungkin memiliki fitur dan nuansa tertentu, tetapi yang terpenting adalah bagaimana Anda mengelola konten, kata kunci, dan tautan. Jika Anda menguasai dasar-dasar ini, platform apa pun yang Anda pilih tidak akan menjadi penghalang untuk sukses dalam SEO.”

Sumber: Neil Patel, “The Ultimate Guide to SEO,” NP Digital. Neil Patel

2. Panjang Teks (Content Length)

Mitos: (1) Konten pendek dianggap sebagai konten yang tidak berkualitas. ATAU (2) Konten yang lebih panjang diperlukan untuk meraih peringkat tinggi di mesin pencari.

Realitas: Menurut Google, “konten tipis” berarti konten yang berkualitas rendah atau tidak memberikan nilai, bukan hanya tentang seberapa banyak kata yang ada di dalamnya. Namun, banyak alat SEO memperhitungkan jumlah kata, sehingga orang beranggapan bahwa panjangnya teks berpengaruh pada pengindeksan atau peringkat.

Meskipun artikel yang lebih panjang mungkin memiliki lebih banyak kata kunci, tujuan utamanya bukan untuk mencakup segalanya, melainkan untuk menjelaskan maksud dari topik yang dibahas.

Di sisi lain, banyak pembuat konten sering diberitahu bahwa beranda situs mereka tidak akan mendapatkan peringkat tanpa lebih banyak teks atau bagian FAQ. Namun, itu tidak benar. Untuk banyak bisnis, beranda yang sederhana sudah cukup, terutama untuk pencarian yang terkait dengan merek.

Banyak contoh menunjukkan bahwa posting blog dengan “kurang dari 300 kata” dapat menarik ribuan pengunjung organik setiap bulan, bahkan di bidang yang biasanya dikuasai oleh konten panjang.

Guest posting dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan trafik dan lalu lintas organik, yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke situs Anda. Dengan mempublikasikan artikel di situs atau blog tamu, Anda bisa menjangkau audiens baru dan meningkatkan visibilitas konten Anda.

Anda bisa mengeksplorasi peluang guest posting di freepost.ju.mp dan guestpost.5g.in. Situs pertama membantu Anda menemukan berbagai platform untuk guest posting, sementara yang kedua memungkinkan Anda untuk menjangkau blog dengan audiens yang relevan, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung ke situs Anda.

Jadi mau itu panjang atau pendek dalam sebuah konten apabila pengguna banyak yang mengetahui Google bisa apa? tentu saja mereka akan tetap mengindeks konten yang kita buat.

Menurut Rand Fishkin, pendiri Moz dan SparkToro, “Panjang konten tidak selalu menjadi indikator kualitas. Yang penting adalah seberapa baik konten tersebut menjawab pertanyaan pengguna dan memberikan nilai. Jika Anda bisa menyampaikan informasi yang dibutuhkan dalam jumlah kata yang sedikit, itu jauh lebih efektif daripada hanya menambah jumlah kata tanpa substansi.” 

Sumber: Rand Fishkin, “The Art of SEO,”. SparkToro

3. Alamat URL 

Mitos: (1) URL harus memiliki sejumlah kata tertentu. ATAU (2) Kata kunci wajib ada dalam URL agar mesin pencari dapat menemukannya.

Realitas: Beberapa sumber memang menyarankan agar URL memiliki jumlah kata tertentu, tetapi ini bisa sangat membingungkan. Saran seperti ini tidak hanya salah, tetapi juga bisa merugikan jika pemilik situs mengubah URL tanpa memahami konsekuensi dari perubahan tersebut terhadap SEO.

Memang, menggunakan kata kunci dalam URL adalah praktik yang disarankan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, bukan semata-mata untuk mesin pencari. 

Banyak pemula beranggapan bahwa kata kunci dalam URL berpengaruh besar pada SEO, sehingga mereka sering menggunakan terlalu banyak kata kunci. Namun, mesin pencari modern kini sangat canggih dan tidak lagi bergantung pada URL yang dipenuhi kata kunci untuk memahami isi halaman.

Dokumentasi dari Google menyatakan: “Jika memungkinkan, gunakan kata-kata yang mudah dibaca daripada nomor ID yang panjang,” tetapi tidak pernah menyebutkan perlunya kata kunci. Jika Anda memperhatikan, akan ada banyak halaman berkinerja baik yang memiliki URL yang tidak biasa.

Kami merekomendasikan untuk membuat URL yang ramah SEO yaitu bersih, jelas, dan ringkas. Fokus pada jumlah kata dalam URL atau menjejalkan kata kunci bukanlah cara yang tepat. Selain itu, penting untuk diingat bahwa backlink yang didapat link dari web high DA/PA yang tinggi juga dapat meningkatkan visibilitas URL Anda. Backlink ini memberi sinyal kepada mesin pencari bahwa konten Anda berharga, terlepas dari seberapa banyak kata kunci yang ada di URL.

Dengan kata lain, memiliki URL yang baik hanyalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi pada SEO. Yang lebih penting adalah kualitas konten dan seberapa banyak backlink berkualitas tinggi yang dapat Anda dapatkan.

4. Teks ALT Gambar

Mitos: (1) Setiap gambar perlu memiliki teks alt. ATAU (2) Teks alt hanya digunakan untuk SEO.

Realitas: Beberapa gambar sebaiknya memiliki teks alt yang kosong. Tujuan utama dari teks alt adalah untuk meningkatkan aksesibilitas web bagi pengguna dengan gangguan penglihatan, sehingga mereka dapat memahami gambar melalui deskripsi teks. Menurut Web Accessibility Initiative (WAI), gambar yang hanya berfungsi sebagai dekorasi dan tidak memberikan informasi tambahan harus menggunakan teks alt yang kosong (alt=””).

Seringkali, pemula salah memahami fungsi teks alt, berpikir bahwa itu hanya berguna untuk SEO. Kesalahpahaman ini membuat mereka menambahkan informasi yang tidak relevan atau mengabaikan konteks gambar. Meskipun teks alt dapat memberikan manfaat untuk SEO, fungsi utamanya adalah untuk mendeskripsikan gambar secara bermakna bagi mereka yang tidak dapat melihatnya.

Seorang ahli dari Google menekankan, “Teks alt harus menjelaskan isi gambar dengan jelas dan informatif, bukan hanya dipenuhi dengan kata kunci. Ini membantu tidak hanya dalam SEO tetapi juga memastikan bahwa semua pengguna, termasuk mereka yang mengalami kesulitan penglihatan, dapat memahami konten visual di situs Anda.”

Dengan demikian, penting untuk menggunakan teks alt dengan baik dan memastikan bahwa setiap deskripsi memberikan nilai tambah serta membantu meningkatkan pengalaman pengguna di situs web Anda.

5. Otoritas Domain (Domain Authority) 

Mitos: Otoritas Domain (DA) dari Moz, Peringkat Domain (DR) dari Ahrefs, atau Skor Otoritas (AS) dari Semrush menentukan seberapa baik situs dapat peringkat di mesin pencari.

Realitas: DA adalah metrik yang dibuat oleh Moz untuk mengukur kemungkinan situs web mendapatkan peringkat di hasil pencarian. Menyusul Moz, alat SEO lainnya seperti Ahrefs dan Semrush mengembangkan metrik serupa.

Beberapa agensi yang menawarkan “backlink” sering mempromosikan metrik ini sebagai hal yang sangat penting. Namun, Google tidak menggunakan metrik atau skor dari pihak ketiga dalam algoritma peringkatnya. Penting untuk diingat bahwa membeli backlink untuk meningkatkan peringkat bertentangan dengan pedoman Google.

Meskipun metrik ini bisa berguna untuk analisis umum, banyak pemula salah memahami skor ini, seringkali menganggap “DA rendah” sebagai alasan mengapa situs mereka berkinerja buruk di hasil pencarian. Dengan pengalaman, Anda akan melihat banyak contoh situs dengan DA rendah yang justru bisa mendapatkan peringkat yang baik dan mengalahkan situs dengan DA yang lebih tinggi.

Dalam diskusi mengenai pengaruh skor ini, John Mueller dari Google menjelaskan bahwa ketika ia berbicara tentang Otoritas Domain, ia merujuk pada metrik pihak ketiga tersebut dan berusaha menjernihkan kesalahpahaman. 

Jika algoritma Google menggunakan jenis sinyal otoritas situs, itu bukan DA, DR, atau AS. Yang lebih penting adalah membangun backlink dari situs otoritas tinggi, yang bisa memberikan dampak positif pada peringkat Anda tanpa bergantung pada metrik yang tidak relevan.

Dengan adanya pembaruan Google yang lebih mengedepankan Kualitas dibandingkan kuantitas Backlink berkualitas walaupun sedikit tentu akan sangat bermanfaat dibanding ribuan backlink berkualitas rendah, namun bagaimana cara kita mendapatkan backlink berkualitas tinggi? Anda bisa mengakses carilink.drr.ac, nantinya anda akan disajikan 500+ backlink dengan DA/PA tinggi yang tentu saja gratis.

John Mueller, seorang Webmaster Trends Analyst di Google, sering menanggapi kesalahpahaman terkait Otoritas Domain (DA) dan metrik lainnya. Dalam sebuah wawancara dan sesi tanya jawab, ia menyatakan bahwa meskipun metrik seperti DA, DR, dan AS dapat memberikan gambaran umum tentang kekuatan sebuah situs, Google sendiri tidak menggunakan metrik tersebut dalam algoritme peringkatnya.

Ia menekankan bahwa Google berfokus pada sinyal kualitas dan relevansi dari konten, serta backlink yang datang dari situs otoritas tinggi, bukan pada skor yang ditentukan oleh alat pihak ketiga.

Dalam salah satu sesi video di Google Search Central, Mueller menyatakan:

“Metrik ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik sebuah situs dapat berfungsi, tetapi tidak ada satu pun dari metrik ini yang digunakan oleh Google dalam algoritma pencariannya. Alih-alih berfokus pada DA atau metrik lain, kami lebih melihat pada kualitas konten dan relevansi serta backlink yang diperoleh.”

Sumber: Mueller, J. (2020). SEO Mythbusting: What Is Domain Authority? Google Search Central. Tersedia di: Google Search Central.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun metrik seperti DA bisa membantu dalam analisis kompetitif, fokus utama seharusnya adalah pada kualitas konten dan strategi backlink yang sehat.

6. Skor dalam SEO

Mitos: (1) “Skor” yang tinggi dari alat SEO menunjukkan bahwa SEO-nya baik. (2) “Skor” yang rendah menunjukkan bahwa SEO-nya buruk.

Realita: Terlalu bergantung pada alat atau plugin SEO sering kali membuat pemula tidak memahami dasar-dasar SEO. Hal ini dapat mengakibatkan pengoptimalan yang berlebihan dan kekacauan dalam strategi SEO. Pemindaian, skor, dan alat SEO tidak menjamin peringkat di hasil pencarian. Jika alat ini benar-benar menjamin peringkat, semua orang pasti akan menggunakannya, dan itu akan menghilangkan persaingan di bidang SEO.

Alat penilaian ini hanya mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat diukur dan menunjukkan sejauh mana kepatuhan terhadap praktik SEO, sering kali dengan memberikan angka pada aspek yang tidak memiliki aturan yang pasti. Pemula cenderung terlalu fokus mengejar skor sempurna pada hal-hal kecil yang hampir tidak mempengaruhi kinerja SEO secara signifikan. Yang lebih penting adalah memprioritaskan tindakan yang benar-benar berdampak.

7. Judul

Mitos: (1) Sebuah halaman web akan dikenakan penalti jika memiliki lebih dari satu judul <H1>. (2) Sebuah halaman web akan dikenakan penalti jika tidak memiliki tag <H1>.

Realita: Secara umum, disarankan untuk menggunakan satu elemen H1 untuk menjelaskan topik utama halaman, sementara judul-judul berikutnya (<H2>, <H3>, dan seterusnya) digunakan dalam urutan yang logis. Struktur judul ini membantu mengatur konten dan membuatnya lebih mudah diakses oleh mesin pencari serta pengguna, terutama mereka yang menggunakan pembaca layar. Namun, meskipun penting untuk menulis judul yang baik, sering kali ada hal-hal lain yang lebih mendesak untuk ditangani dalam SEO.

Dari perspektif Google, memiliki beberapa tag <H1> secara teknis tidak masalah. Jadi, jika template situs web Anda menggunakan lebih dari satu elemen <H1>, itu tidak perlu menjadi kekhawatiran. 

Google juga menyatakan bahwa tidak ada masalah jika sebuah halaman web tidak memiliki elemen <H1>. Beberapa alat mungkin menandai situasi ini sebagai “masalah SEO,” tetapi Google menyatakan bahwa situs dapat “berperingkat sangat baik” meskipun tidak memiliki atau memiliki beberapa tag H1.

Penting untuk dicatat bahwa dari segi aksesibilitas, tag <H1> dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan memberikan hierarki konten yang jelas. Namun, panduan aksesibilitas menyatakan bahwa tag <H1> tidak selalu harus menjadi judul pertama pada halaman. Dan sikap resmi Google tentang penggunaan judul adalah bahwa tidak masalah jika Anda menggunakannya secara tidak berurutan.

8. Frekuensi Blog dan Penerbitan

Mitos: (1) Setiap situs web harus memiliki blog. (2) Penerbitan konten yang sering itu wajib.

Realita: Tidak semua bisnis membutuhkan blog, dan blog yang dikelola dengan buruk justru bisa merusak situs web Anda. Jika Anda memutuskan untuk memiliki blog, lebih baik fokus pada kualitas daripada hanya mengejar jumlah. Konten yang relevan dan berkualitas tinggi jauh lebih bermanfaat daripada sekadar postingan yang sering namun tidak memiliki nilai.

Mengupdate dan memperbaiki artikel yang sudah ada bisa sama efektifnya, bahkan lebih baik, daripada terus-menerus menerbitkan konten baru. Menyegarkan konten lama dengan informasi terbaru, wawasan baru, atau perbaikan SEO dapat meningkatkan kinerjanya secara signifikan.

Selain itu daripada hanya mengupdate saja ada baiknya untuk memperkuat domain dan membangun lalu lintas trafik secara organik, anda bisa melakukan Guest Posting di beberapa website dengan DA/PA tinggi, bila anda masih mencari – cari akses guest posting anda bisa membuka Situs guestpost.ai.in yang didalamnya terdapat list website penyedia guest post yang memiliki otoritas tinggi.

Blog bisnis tidak selalu cocok untuk semua orang. Jika Anda hanya membuat blog karena mendengar bahwa “Google menyukainya,” mungkin saatnya untuk menilai kembali strategi Anda.

John Mueller, seorang webmaster trend analyst di Google, pernah menyatakan bahwa “kualitas konten selalu lebih penting daripada frekuensi penerbitan.” Ia menekankan bahwa fokus pada konten yang bermanfaat dan relevan bagi audiens Anda akan lebih memberikan dampak positif dibandingkan hanya mengejar jumlah posting yang banyak. Mengelola blog dengan baik dan memberikan nilai kepada pembaca adalah kunci keberhasilan.

9. Mitos dan Realita tentang Deskripsi Meta

Mitos: (1) Deskripsi meta mempengaruhi peringkat di mesin pencari. (2) Panjang deskripsi meta itu penting.

Realita: Deskripsi meta di suatu halaman tidak menjadi faktor dalam algoritma peringkat Google. Namun, beberapa alat SEO memberikan penekanan berlebihan pada pentingnya deskripsi meta, yang dapat menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu bagi pemilik situs web. Banyak alat juga menghitung jumlah karakter dalam deskripsi meta, tetapi jumlah karakter itu sendiri tidaklah penting.

Deskripsi meta yang baik bisa meningkatkan rasio klik-tayang (CTR) untuk halaman Anda, dan CTR yang tinggi dapat memberikan sinyal kepada mesin pencari bahwa konten Anda bernilai. Namun, penting untuk diketahui bahwa Google biasanya menggunakan konten halaman untuk secara otomatis menghasilkan cuplikan di hasil pencarian. Meskipun terkadang mereka menggunakan tag <meta name=”description”>, itu tidak selalu dijamin.

Jika Anda tidak puas dengan cuplikan yang ditampilkan Google, Anda bisa mengikuti panduan mereka untuk menulis deskripsi meta yang lebih menarik. Tetapi ingatlah bahwa cuplikan yang ditampilkan bisa berbeda untuk setiap pencarian. 

Berdasarkan pengalaman, apa yang ditampilkan Google seringkali lebih menarik dibandingkan deskripsi yang terlalu dioptimalkan oleh pemilik situs. Jadi, jangan terlalu fokus pada hal ini. Google juga menyediakan tag meta nosnippet, tetapi kebanyakan situs bisnis kecil tidak memerlukannya.

10. Mitos dan Realita tentang Konten Duplikat

Mitos: Konten duplikat akan dikenakan penalti oleh Google.

Realita: Google telah menjelaskan berulang kali bahwa tidak ada “hukuman” untuk konten duplikat, meskipun banyak orang khawatir tentang hal ini. Masalah biasanya muncul ketika konten yang sama muncul di berbagai situs web tanpa memberikan nilai tambahan. 

Lebih buruk lagi, jika konten tersebut diambil dari situs lain, itu bisa menjadi masalah. Untuk konten yang sama di dalam situs Anda sendiri, Google memiliki algoritma yang dirancang untuk mengelola situasi ini dengan baik, sehingga konten yang serupa di beberapa URL akan di filter dan diprioritaskan secara efektif.

Salah satu orang Google, John Mueller, pernah menyatakan, “Konten duplikat tidak akan secara langsung merugikan peringkat situs Anda, karena Google bertujuan untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna. Jika konten yang sama muncul di beberapa URL, kami berusaha untuk menunjukkan versi yang paling relevan kepada pengguna.” 

Ini menekankan bahwa fokus utama Google adalah pada pengalaman pengguna, bukan sekadar penalti untuk konten yang sama.

Kesimpulan 

Dengan memahami dan menghindari kesalahpahaman umum tentang SEO, Anda bisa membangun strategi SEO yang lebih efektif. Prioritaskan kualitas konten, relevansi, dan pengalaman pengguna agar situs Anda bisa mendapatkan peringkat lebih baik di mesin pencari.

Lebih lanjut Kualitas Konten, Backlink dan user Experience masih jadi peranan penting dalam penerapan SEO yang berkelanjutan untuk mendapatkan peringkat.

Baca Juga: Apa Itu SERP: Pengertian, Manfaat, dan 6 Tips Meningkatkannya!